Makalah IBD BAB IX
TUGAS MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
Makalah Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Muthia
Ratuzzahrah
1EA35
17214658
MANAJEMEN
Universitas Gunadarma
2014/ 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, karunia serta nikmat-Nya kepada kita semua khususnya pada diri penulis
sehingga penulisan makalah ini telah diselesaikan. Sholawat serta salam tak
lupa pula kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan
pengikutnya yang senantiasa menjaga dan melaksanakan perintah agama sebagaiman
Rasul memberikan pengajaran kepada umatnya, yang semata-mata adalah memberikan
cahaya islam kedalam kehidupan manusia.
Penulis
menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah tanpa bantuan dari berbagi pihak
tidak akan terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-satu dalam
membantu penyelesaian makalah ini. Selain itu penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kesalahan ataupun kekeliruan dari berbagai segi, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran serta masukan yang bersifat membangun dari pembaca
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I ( PENDAHULUAN)
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………………………………………
C. TUJUAN …………………………………………………………………………………………………………………...
BAB
II ( KAJIAN PUSTAKA )
A. ILMU
PENGETAHUAN…………………………………………………………………………………………………………
B. TEKNOLOGI…………………………………………………………………………………………………………………………
C. KEMISKINAN……………………………………………………………………………………………………………………….
D.
KEMAKMURAN ……………………………………………………………………………………………………………………
BAB
III ( STUDY KASUS/ PEMBAHASAN )
BAB
IV ( PENUTUP )
A. ANALISA…………………………………………………………………………………………………………………………….
B. SOLUSI………………………………………………………………………………………………………………………………
C. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………........
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah dua hal yang tak
akan pernah bisa terlepaskan dari kehidupan manusia. Apalagi, abad 21 ini
adalah era globalisasi dimana hampir semua kegiatan manusia menggunakan sistem
teknologi. Yang mana perkembangan teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini
teknologi sangat berpengaruh di kehidupan sosial kita. Apalagi jika kita amati
lebih jauh, IPTEK sangat berpengaruh pada kehidupan sosial.
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat
menyonsong masa depan, sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat
mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul
sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu. Kita misalkan
saja manusia yang bisa memanfaatkan IPTEK maka akan memiliki status pendidikan
yang tinggi. Oleh karena itu orang yang berpendidikan tinggi identik dengan
status sosial yang tinggi. jika status sosial seseorang tinggi maka tingkat
kemakmurannya juga akan tinggi pula. Untuk itulah jika diamati dengan seksama
maka terdapat hubungan yang sangat kuat antara IPTEK dengan kesejahteraan
masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat maka akan meliputi kemakmuran dan
kemiskinan. Bilamana masyarakat bisa makmur apabila berhasil mengikuti dan
menggunakan perkembangan IPTEK maka masyarakat tersebut termasuk masyarakat
yang sejahterah, dan sebaliknya, masyarakat yang tidak dapat mengikuti IPTEK
dengan baik maka terjadi kemiskinan.
Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi
fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang
kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan
yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi
memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.
Kemiskinan memang menjadi masalah yang serius dalam menghadang
kemajuan IPTEK. Hal ini disebabkan, masyarakat miskin dipastikan tidak akan
bisa menikmati kemajuan teknologi. Malah yang terjadi masyarakat miskin akan
menghambat perkembangan teknologi. Bukan hanya itu saja, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi memberikan dampak dalam sektor ekonomi sehingga masyarakat akan
terseleksi dan membuat mereka menjadi miskin ketika dampak IPTEK mulai
merajarela.
Untuk itulah, perlu adanya pemahaman yang mendalam antara Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan kemiskinan serta kemakmuran masyarakat
sehingga ada kemungkinan muncul sebuah kesalahan persepsi mengenai IPTEK yang
sangat erat kaitannya dengan kemunculan kemiskinan yang terus berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Kemiskinan?
2. Apa hubungan antara Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Kemiskinan?
3. Bagaimana dampak Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat?
4. Bagaimana cara Mengoptimalkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan maksud dari Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
2. Mengetahui hubungan antara Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
3. Memahami dampak Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat
4. Memahami cara optimalkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan berasal dari dua kata, yaitu “ilmu” dan
“pengetahuan” yang memiliki arti tersendiri. Keseluruhannya telah lama
dipersoalkan oleh ahli filsafat seperti socrates, plato, dan aristoteles dimana
teori ilmu pengetahuan merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh J.P Farrier
dalam institutes of metaphiscs (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu
disebut ”epistemologi” (epistem=pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu).
Menurut immanuel kant pengetahuan merupakan persatuan budi dan
pengalaman. dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan di peroleh
sumbe-sumber pengetahuan berupa ide, kenyatan, kegiatan akal-budi, pengalaman,
sentesis budi atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai
pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar,perlu berpangkal
pada teori-teori kebenaran pengetahuan. Teori pertama bertitik tolak adanya
hubungan dalil,dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil(proposisi) itu
mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu.kedua, pengetahuan
itu benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan, bahwa pengetahuan itu benar
apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan
itu.
Banyaknya teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran
mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan sebab,
membuat suatu definisi dari definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuan
sendiri sudah ada keseragaman pendapat, Hanya akan merangkap dalam tautologies
(pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.
Dalam penerapan sebuah ilmu pengetahuan akan memunculkan sebuah
hambatan sosial. Hal ini disebabkan, pola pikir ilmiah tidak mempertimbangkan
nilai moral dan dampak terhadap sosial ekonomi.Sebab manusia tidak selalu sadar
dengan hal ini,dan manusia yang paling sederhanapun hanya sedikit peduli
terhadap sosial ekonomi.
Contoh sederhana tapi mendalam terjadi pada masyarakat
mistis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari pengetahuan (mitis ) dan
perbuatan (sosial), demikian pula hubungan sosial di dalam suku dan
kewajiban individu sudah terang, argumen ontologis, kalau meminjam teori plato
berteori tentang wujud dan hakikat yang ada. Keadaan sekarang sudah berkambang
sehingga manusia sudah mampu membedakan antara ilmu
pengetahuan(kebenaran) dan ilmu etika(kebaikan). Maka yang pertama
dipentingkan bukan “apa” melainkan “bagaimana” dapat menghubungkan
ilmu pengetahuan dengan etika dalam suatu sikap yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Alasan lain untuk mengintegrasikan kedua bidang tersebut ialah karena
dalam perkembangan-perkembangan ilmu modern, pengetahuan manusia telah
mencapai lingkupnya yang paling luas, dimulai dengan pikiran
antologis, kemudian gauli, rahasia-rahasianya dimanfaatkan bagi manusia.
Timbul kesan seolah- olah pengetahuan ilmiah merupakan suatu tujuan
tersendiri (ilmu demi ilmu). Bahkan ada ilmu pengetahuan murni, jadi
lepas dari apa yang ada di luar ruang lingkup ilmu, lepas dari
masyarakat dan hidup sehari-hari. Di sini manusia berhadapn dengan
pertanyaan –pertanyaan mengenali kebaikan dan kejahatan, kesadaran politik,
nilai-nilai religius, dan sebagainya. Oleh pandangan ini kaidah etis etis
beserta lain-lainnya di cap sebagai sosial akstra ilmiah (diluar dibidang
ilmu).
Sekarang tidak dapat netral dan bersikap netral lagi terhadap
ilmu penyelidikan ilmiah. Karena manusia hidup dalam suatu dunia, hasil ilmu
pengetahuan dapat membawa pada malapetaka yang belum pernah kita bayangkan
sehingga perlu etika ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya jalan keluar. Lebih
lanjut diakui oleh filsafat modern, bahwa manusia dalam pekerjaan
ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan
seluruh eksitensinya, dengan seluruh keadaannya, dengan hatinya, dengan panca
inderanya sehingga manusia, dalam mengambil keputusannya, membuat
pilihannya terlebih dahulu, mendapapat pertimbangannya terlebih dahulu,
mendapat pertimbangan dengan pengajaran agama, dan nialai-nilai atau norma
kesusilaan. Konteks ilmu dengan ajaran agama dalam rangka meeningkatkan ilmuan
itu sendiri sejajar dengan orang-orang yang beriman pada derajat yang tinggi,
sebagai pemegang alamat dan akan tetap memperoleh pahala.
B. Teknologi
Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani
kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan
technikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan
berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena
menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu
menjadi teknik.
Sampai pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai
secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping
alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan
terus sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi
sebagai sarana atau aktifitas yang dengannya manusia berusaha mengubah dan
menangani lingkungan. Ini merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena
setiap sarana perlengkapan maupun kultural tergolong suatu teknologi.
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam
pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu.
Kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap
sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan
sendirinya setiap jenis teknologi/sebagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa
berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu
disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia
menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi
merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai
tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
C. Kemiskinan
Menurut Petirin A. Sorokin, bahwa stratifikasi soisal ( social
stratification ) adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas –
kelas secara bertingkat ( secara hierarakis ). Perwujudannya adalah adanya
kela-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin menjelaskan
bahwa dasar dan inti lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah karena tidak ada
keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban
dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota
masyarakat. Lapisan-lapisan ini dalam masyarakat itu ada sejak manusia mengenal
kehidupan bersama dalam masyarakat. Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada
pembedaan jenis kelamin, perbedaan antara pemimpin dan yg dipimpin, pembagian
kerja dan sebagainya. Semakin kompleks dan majunya pengetahuan dan teknologi
dalam masyarakat, maka system lapisan-lapisan dalam masyarkat akan semakin
kompleks pula.
Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/ BKKBN
adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga,
mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhannya.
Kemiskinan memang merupakan sebuah dampak negatif dari sebuah
perkembangan IPTEK yang semakin pesat tanpa di iringi dengan ekonomi yang
mumpuni, sehingga menimbulkan kaum miskin yang tertinggal akan IPTEK. Hal ini
bisa terlihat dengan penggantian tenaga manusia menjadi tenaga robotic pada
perusahaan sebagai dampak dari perkembangan IPTEK, tanpa di iringi dengan
pemikiran terhadap kaum buruh yang miskin. Hal ini tentu saja membuat mereka
menjadi kalah atau tersingkir akibat dari kemajuan IPTEK.
D. KEMAKMURAN
Membicarakan mengenai masalah kemakmuran, tentu yang pertama kali
terlintas dalam benak adalah mengarah kepada segi keuangan atau kemapanan hidup
seseorang. Secara mendasar kemakmuran dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi
memiliki definisi sebagai situasi dimana kebutuhan bisa terpenuhi. Kebutuhan
disini mencakup kebutuhan batin dan kebutuhan lahir, bisa dari sandang, papan,
dan pangan. Kemudian meluas akan kebutuhan rasa nyaman, percaya, dan kepedulian
sesama untuk saling membantu.
Secara umum kemakmuran memiliki kriteria sebagai berikut :
- Terpenuhinya kebutuhan pokok (primer), berupa sandang, pangan,
dan papan.
- Mampu mnjangkau kebutuhan sekunder maupun tersier dengan mudah.
- Tidak memiliki tekanan batin, sehingga pikiran ringan.
- Memiliki orang yang menjadi tempat kepercayaan.
- Tidak kesulitan mengatur waktu, tenaga, maupun finansial.
- Tercukupinya kebutuhan diri akan rekreasi dan menjalankan hobi.
Melihat kriteria tersebut, tentunya akan langsung mengacu pada
kemapanan dari segi finansial seseorang. Orang dengan keuangan yang melimpah
cenderung mampu mendapatkan apapun yang diinginkan.
Namun pada kenyataannya, berdasarkan studi diketahui bahwa orang
yang mapan dari segi finansial masih bisa dikatakan belum makmur. Hal ini
terjadi karena adanya beban baru terhadap kondisi sosial seseorang, bisa karena
penyakit, pendamping hidup, maupun orang sekitar yang sulit diberikan amanah
(kepercayaan). Orang yang cenderung mencintai uang seolah hidup hanya untuk
bersenang-senang di dunia, sehingga beberapa orang justru tidak terpenuhi
kebutuhan batin. Seperti kebutuhan kasih dan sayang dari keluarga maupun orang
terdekat lainnya. Hal ini tentunya masih belum bisa dikatakan makmur, apabila
kebutuhan batin tidak mampu terpenuhi.
Berbicara mengenai kemakmuran akan lebih bijak apabila standart
kemakmuran tersebut disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Sebab rasa cukup,
bahagia, dan perasaan damai lainnya diciptakan oleh diri sendiri bukan oleh
orang lain dan lingkungan. Sehingga memiliki filosofi, selalu melihat ke bawah
dan jangan melihat ke atas, akan membantu mendapatkan kemakmuran lahir maupun
batin. Sebab kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tentunya tidak perlu
terlalu mewah, dalam kadar secukupnya saja. Semakin besar pasak maka diperlukan
tiang yang semakin besar pula, sehingga mengatur pengeluaran dari berapapun
pendapatan maka kita sudah makmur secara lahir.
BAB III
STUDY KASUS
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan antara kelompok masyarakat
berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta
tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan
merupakan dua masalah besar dibanyak negara berkembang, tidak terkecuali
Indonesia. Di mana negara ini, jumlah penduduk miskin tergolong paling banyak.
Hal ini juga di sebabkan teknologi dan ilmu pengetahuan negara ini jauh
tertinggal dari negara-negara lain di dunia.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
meliputi:
Pertama,gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan
pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
Kedua, gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan
dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Ketiga, gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Hubungan IPTEK dengan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak
terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan
digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”.
Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni
yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang
saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya
menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa
malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah
mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka
kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah.
Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan
teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang
dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem
yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti
kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia
terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik,
ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang
cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan
sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur
ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran,
hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub
struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat
membaca maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah
dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung
sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan
menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang
pengamen untuk berpikir kreatif dan memulai membuka suatu usaha dengan
memanfaatkan teknologi yang ada.
Dampak IPTEK terhadap Kemakmuran Masyarakat
Keadaan umat manusia kini sangat berbeda dengan peradaban zaman
dulu, misalnya peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban di
daratan Cina. Faktor utama yang menyebabkan perbedaan itu ialah pertumbuhan
penduduk, sains dan teknologi. Sains teknologi membawa kemudahan, kemakmuran
dan kenyamanan, sedangkan teknologi komunikasi membuat interdepensi secara
global yang semakin meningkat.
Namun begitu, sains teknologi juga membawa segi-segi yang negatif.
Salah satunya adalah perkembangan dunia akhir-akhir ini yang menunjukkan
kecenderungan yang sangat memprihatinkan akibat kesalahan dalam pemanfaatan
kamajuan sains dan teknologi.
Sebagaimana kita ketahui, di papua terjadi penambangan besar
besaran bahan tambang yang di pelopori oleh Freeport dengan menggunakan
teknologi canggihnya. Di lansir dari majalahtambang.com disebutkan bahwa
keuntungan PT Freeport Indonesia yang sahamnya 90% dipegang asing(pihak
Amarika) mendapat keuntungan lebih dari 400 Triliyun rupiah. Ini berbanding terbalik
dengan para pekerja papua di PT Freeport yang masih memiliki latar belakang
ekonomi menengah kebawah yang tidak bisa menikmati hasil dari kemajuan
teknologi (penambangan papua yang menggunakan teknologi penambangan canggih
sehingga hasil tambang dengan mudah di dapatkan). Bahkan, sisa atau bekas
tambang PT Freeport telah membuat pulau papua menjadi rusak wilayah hutannya di
akibatkan pengrusakan untuk percepat penambangan di pulau papua. Sehingga ini
menjadi bukti bahwa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat merusak
alam dan tidak semua masyarakat bisa merasakan manfaat dari perkembangan
teknologi yang sedang berkembang. Namun, berbeda bagi mereka yang menjadi bos
bos di freeport yang secara langsung mendapatkan keuntungan atau manfaat dari
perkembangan IPTEK di dalam bidang pertambangan.
Optimalkan IPTEK untuk kemakmuran masyarakat
Ibaratkan sebuah pedang bermata pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Apabila di gunakan dengan optimal serta menggunakannya dengan baik
maka akan membuat masyarakat menjadi makmur, menjadikan masyarakat lebih maju.
Dengan begitu IPTEK akan memajukan masyarakat dari berbagai sektor. Misalkan
saja dari sektor ekonomi dengan penemuan teknologi untuk mempercepat hasil
pertanian yang membuat keuntungan masyarakat bertambah. Dari sektor sosial,
jika IPTEK dapat di optimalkan dengan baik maka setiap masyarakat akan memiliki
kelas sosial yang lebih tinggi sehingga akan bisa lebih dihormati oleh orang
lain.
Penggunaan IPTEK juga harus di sesuaikan dengan berbagai faktor
yang ada sehingga tidak bertentangan juga dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dari
golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat yang belum terlalu memakai IPTEK dalam
kehidupan mereka.
BAB IV
PENUTUP
A. Analisa
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan banyak dampak yang
serius terhadap kemiskinan dan kemakmuran suatu masyarat. Ibarat dua mata
pisau, IPTEK akan memberikan dampak positif dan negatif bagi sebagian orang.
Bahkan ada pepatah yang mengatakan :
“siapa yang menguasai teknologi, maka dia yang menguasai dunia”
Maksud dari pepatah di atas adalah siapapun orang yang dapat
memanfaatkan adanya teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, maka derajat
orang tersebut akan berada di atas,dan dapat melakukan apapun sesuai dengan
kehendaknya demi tercapai apa yang yang diinginkan orang tersebut. Dalam
perkembangannya iptek mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam berbagai bidang
kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi, perhubungan dan
arsitektur, industri, dll Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya iptek
berdampak negatif dan positif. Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan
diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Namun dampak negatifnya,
akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari
dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan. Dampak negatif tersebut
akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan
menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif
dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang
saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan
B. Solusi
Kemiskinan di negeri ini hanya bisa diatasi dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini ada dua segi yaitu dari pemerintah dan
masyarakat. Dari segi pemerintah yaitu; pemerintah sepenuhnya menangani bidang
produksi pertanian dan peternakan, pemerintah memperbanyak atau meningkatkan
mutu dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDA), pemerintah membangun
Infrastruktur dengan teknologi yang mampu memangkas biaya pegeluaran negara,
misalkan saja pemerintah segera membangun sumber energy nuklir (PLTN).
Sedangkan dari segi masyarakat; masyarakat agar peduli dengan pendidikan dengan
memperhatikan lembaga swadaya masyarakat dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDA), masyarakat diharapkan meningkatkan produksi pertaniannya dengan basis
teknologi yang dianjurkan oleh pemerintah, serta memperhatikan penuh dalam
penyelenggaraan perencanaan PLTN.
IPTEK memang merupakan dua mata pisau. Sehingga harus di
manfaatkan dengan hati hati. Karena jika tidak terjadi, masyarakat miskin akan
menjadi lebih miskin lagi dan masyarakat golongan menengah keatas akan semakin
kaya dengan mendapatkan pundi-pundi keuntungan dari pemanfaatan IPTEK tanpa
memikirkan masyarakat miskin. Bahkan yang miskin akan tersingkirkan dan menjadi
masyarakat buangan karena selain tidak bisa memanfaatkan IPTEK tetapi juga
tidak bisa merasakan bagaimana IPTEK telah tumbuh dan berkembang dengan cepat.
C. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat erat kaitannya dengan
kemiskinan. Terutama dalam perkembangannya yang semakin pesat dari tahun ke
tahun. Masyarakat mau tidak mau harus mengikuti perkembangan yang ada demi
kemudahannya dalam beraktifitas, tetapi faktor penybaran perekonomian yang
tidak merata menyababkan hal-hal yang ingin dicapai tidak dapat berjalan dengan
maksimal.
Hanya kalangan ekonomi menengah keatas atau kaum yang tergolong
makmur yang bisa merasakan dari perkembangan IPTEK yang saat ini berkembang
dnegan pesat. Sebaliknya, kaum miskin akan semakin tersingkir dengan IPTEK yang
semakin maju.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang
bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia
dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari
kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari
bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.Ilmu pengetahuan,
teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi
siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era
globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK
maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman
ini.Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan
tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam
kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan
tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. Sosiologi,
skematika, teori, dan terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ace,
Partadireja. (1981). Ekonomik Etik, pada pengukuran Guru Besar
Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ritzer,
George. sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda.
Rosyidi,
Suherman.(2006).Pengantar Teori Ekonomi.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Netltjie,
Harmawan.(1996).MKDU Ilmu Sosial Dasar. Malang : Gunadarma
Sagir,Soeharsono.(2009).Kapita
Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
http://cardcaptor-dyah39.blogspot.com/2011/11/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://arsenal-holic.blogspot.com/2012/12/tugas-8-isd-ilmu-pengetahuan-tekhnologi.html
Komentar
Posting Komentar